Buku ini bercerita tentang apa yang dilihat dan dirasakan penulis. Penulis ngajak pembaca menyaksikan lingkungan sekitar dalam kumpulan puisi dalam buku ini.
Setiap karya memiliki tuannya. Setiap pembaca mempunyai pandangannya. Pembaca berhak melakukan penilaian, namun penyair juga mempunyai ciri khas tulisannya sendiri.
Ibu, ajari aku menulis rasa
Agar bisa kutuliskan dalam puisi
Rasa ini terhadapmu
Ibu, ajari aku merangkai rasa
Agar tepat kubuat
Betapa durhakanya aku
Terhadapmu, ibu
Aku sengaja datang terlambat Tidak tergesa Agar tercipta jeda sedikit lebih lama Di antara kita Kau bilang apa? Curang?
Dikala semua insan berbahagia Namun tidak bagiku Bagiku malam ini adalah malam kelabu Fatamorgana ku tentang nya menghanyutkan jiwa
Puisi ini sangat indah dan tidak kaku, merupakan ungkapan hati penulis yang berangkat dari pengalaman sehari-hari.
Puisi ini merupakan wujud perjalanan penulis dalam menghadapi hal pahit pada kehidupannya.
Sepertiga malam di bawah ranjang Kudengar suara parau Dari kitab hitam memanggil namaku Pelan kuraba sampul lusuh Bergambar wajahku menua Lengkap lekuk keriput Sekitar mata dan pipi
Aku ingin sekolah!” Jawabnya singkat Sambil mengeluarkan botol berisi kerikil Kemudian bernyanyi di keramaian
sebuah kisah yang dijadikan tulisan sederhana agar bisa menjadi sebuah memori indah ketika kita menua bersama yang tidak bisa digerogoti oleh dia yang disebut lupa hingga waktu berkata, kita sudah tiada