
Deskripsi Singkat
Hallo kenalin aku RAZIVA QUEENZIA NALENDRA, aku lahir dari keluarga yang sangat harmonis. Tetapi keharmonisan itu hanya aku rasakan saat dimana aku berpisah bersama keluarga ku, bukan karena di benci tapi ini demi masa depan ku.

Di antara deretan kenangan yang terukir, ada satu yang tidak pernah bisa aku lupakan—satu nama, satu wajah yang selalu hadir dalam pikiranku, meski jarak dan waktu telah memisahkan kita. Aku sering bertanya pada diriku sendiri, mengapa perasaan ini begitu sulit untuk hilang? Padahal, sudah banyak waktu yang berlalu, namun bayangmu tetap saja menghantui setiap langkahku.

Alesha, yang merupakan seorang ahli kesehatan dan peneliti, memiliki mimpi besar untuk membuat perbedaan di dunia. Meski hidupnya tampak teratur, ada tantangan-tantangan yang mengancam kestabilan dan kebahagiaannya, termasuk masalah keluarga dan pilihan-pilihan sulit yang harus dihadapi.

“What Gue udah telat.” Ucap seorang gadis yang baru terbangun dari tidurnya dan langsung bergegas menuju kamar mandi dan bersiap-siap.

Pagi yang cerah, namun tubuh Kevin masih terasa sangat lelah. Matanya setengah tertutup, berjuang untuk tetap terjaga. Tiba-tiba, suara Kakaknya terdengar.

Namaku ADIFA QUEEN LAURENZYA , umurku 17 tahun ,aku adalah santri di pondok modern di muara bungo ,sudah satu bulan lebih kami pulang kerumah, karena kami libur rumah pun menjadi ramai, termasuk rumahku hiruk pikuk setiap harinya,kecuali hari ini karena ayah ku lagi lembur bersama kawan kantornya .


Di sebuah desa kecil yang indah di tepian Danau Toba, seorang laki-laki yang memiliki sifat pendiam dan memiliki sebuah cita-cita yang besar, bertujuan untuk menaikkan martabat keluarga yang dipandang sebelah mata oleh orang sekitar. Cita-cita yang ia impikan sejak masih kecil, namun ayahanda nya yang selalu menuntut untuk anak nya menjadi apa yang dia inginkan.Tapi, dengan hal yang dialami laki-laki tersebut tentang ayahnya, justru membuat ia semakin bersemangat untuk menunjukkan kesungguhannya.

Keterampilan berbicara sesungguhnya banyak berkenaan dengan masalah-masalah nontekstual. Artinya, bahwa berbicara bukan hanya menghasilkan bunyi-bunyi bahasa namun memiliki efek makna dari tuturan yang dihasilkan. Tuturan tersebut oleh Rahardi (2009) disebut sebagai prinsip kesantunan. Tindakan berbicara yang jumlahnya sudah tidak terhitung lagi, terdapat bagian-bagian yang difungsikan sebagai kesantunan dalam berkomunikasi. Wijana (1996) dan Rahardi (2009) menyampaikan prinsip kesantunan (politeniss principle) itu sebagai berikut: (1) prinsip kebijaksanaan, (2) prinsip penerimaan, (3) prinsip kemurahan, (4) kerendahan hati, (5) kecocokkan, (6) kesimpatisan.

Olarisa tersenyum tipis melihat mendung yang menari dalam tatapan matanya yang sayu. Ola pun bingung kenapa dalam dada yang bergemuruh dia tetap tersenyum. Suara angin berdesir menggelundung meronta di telinganya. Diam-diam angin itupun mengelus pori-pori tangannya yang setengah telanjang. Olarisa menatap ke kejauhan ujung langit dan berharap wajah mama dan papanya hadir di situ. Namun, kenyataan tidak berubah. Dua orang terkasih itu hanya hadir dalam hatinya yang bergambar cinta.

Batik Jambi mulai dikenal pada masa Kesultanan Melayu Jambi. Pada saat itu, batik sering digunakan oleh kalangan kelurga dan lingkungan kesultanan. Keberadaan Batik Jambi berangsur menghilang beserta pengrajinnya pada saat berakhirnya masa Kesultanan Melayu Jambi. Kemudian Batik Jambi kembali muncul pada zaman orde baru era 80-an. Proses pembuatannya dilakukan dengan sangat teliti, dan kainnya dianggap sebagai barang yang sangat berharga.